Mengunjungi Polisi

by temanimaji

Waktu di Melbourne akhir September lalu, saya berkesempatan mengunjungi Victoria Police Museum.
Begitu masuk ke dalam museum yg lokasinya tak jauh dari tempat saya menginap, saya langsung disambut ramah oleh dua orang penjaga museum. Super ramah!. Saking ramahnya, seolah-olah 2 wanita yang saya taksir usianya sekitar 60-an itu seperti sedang menyambut kedatangan cucu kesayangannya di rumah mereka.
Seumur-umur, baru kali ini saya disambut sehangat ini saat mengunjungi sebuah museum.
Ketika saya mengisi buku tamu museum, barulah saya mengerti…sepertinya museum yang masuknya gratis ini amatlah sepi pengunjung.

Padahal saya rasa museum ini cukup penting dan menarik untuk dikunjungi. (himbauan ini terlepas dari fakta bahwa alasan awal saya masuk museum itu, karena “tak disengaja”. Saya sedang mencari kantor pos dan di peta yg saya punya, museum itulah kantorposnya. Ternyata museum Polisi, dan saya memutuskan untuk mampir masuk saja)

Banyak hal dan pengetahuan baru yang saya dapat dari Museum ini.
Yang paling penting, kunjungan ini membuat saya ingin peduli lebih banyak kepada hal-hal yang berbau kepolisian. Jujur saya akui, saya kurang banyak memberi ruang dalam otak saya untuk memikirkan polisi. Padahal, selama 2 tahun belajar dan bermain di TK Bhayangkari, saya setiap hari melihat polisi dan itu adalah tahun2 pertama saya belajar dalam hidup saya..langsung akrab dengan polisi. Tak cuma waktu TK itu, saya pernah punya pengalaman mengesankan saat mengunjungi Polres Beji dan menjenguk penjara imutnya demi sebuah tugas Hukum Acara Pidana. Saya pun juga pernah membuat sebuah tugas karya tulis membandingkan polisi Indonesia dengan Polisi Belanda saat saya masih menyelesaikan S2 saya. Tapi…..kok rasanya saya tak memberikan ruang khusus buat polisi di hati saya ya?

Hmm…mungkinkah kekecewaan saya terhadap banyak oknum polisi Indonesia membuat saya menyimpan jauh2 pengakuan bahwa polisi itu begitu nyata hadir dan berarti dalam hidup saya?

Setidaknya berada di museum polisi kali ini, membuat saya memikirkan perihal polisi (lagi). Dan dalam waktu satu jam (satu jam! selama itu pula saya berada di museum yg sekecil itu dengan betahnya mengamati satu persatu pernak pernik di dalamnya) yang saya pikirkan cuma polisi.

Sesekali sebagai selingan utama, saya memikirkan polisi di Indonesia.


Lagian di beberapa display, banyak cerita ttg keterkaitan dan kerja sama polisi Australia dengan Polisi Indonesia.
Yang menarik lagi, ada satu kasus yg legendaris di sejarah polisi Victoria yang nama korbannya sepertinya nama Indonesia. Sebuah hal yang tak saya harapkan, tapi bagaimanapun membuat saya makin menaruh perhatian pada display-display yang (jika dibandingkan dgn museum-museum lainnya) agak membosankan.

Silahkan klik foto di samping untuk membaca kasus “Pyjama Girl Mystery”
Maaf ya kl kurang jelas fotonya.

Kemudian saya membaca daftar panjang dan foto-foto para petugas yang gugur dalam tugas saat berada dalam lingkungan masyarakat. Baru kali ini saya memandang tugas polisi seheroik ini. Paling tidak, tidak kalah heroik dengan para pejuang di jalur militer yang gugur dalam pertempuran bela negara.
Lama-lama saya jadi merasa bersalah…..kok saya nggak pernah ke museum polisi sebelumnya ya?
Lalu saya langsung berpikir bagaimana dengan polisi di Indonesia? Polisi ini kan harusnya adalah pengayom dan pelindung masyarakat yang paling dekat dengan kita? Mengapa sosoknya……*buru2 getok jidat*
Ah ya…dulu Polisi kita belum mandiri dan masih tergabung dalam ABRI.

*senyum*
Saya jadi ingat keponakan saya, Rafi, kemarin lusa pagi. Yang dengan semangat bercerita tentang baik dan gagahnya pak Polisi. (cukup berbeda dengan cerita ibunya yang kebanyakan bernada jengkel berat ttg polisi, misalnya saat rebutan parkir dengan para polisi yg kantornya di KOMPOLNAS yg letaknya bersebelahan dengan TK anaknya…”semena-mena banget deh polisi-polisi kompolnas itu….” eih tapi ini konteksnya cuma soal hal remeh di parkiran kok…)

Saya berkata pada Rafi.
Wah senang ya Rafi ketemu pak Polisi? Baik yah Pak Polisinya?
TK Rafi kan sama lho sama TKnya bude Lessy. Dulu…bude Lessy kalau sekolah nonton helikopternya pak polisi dulu lho di lapangan belakang…..Polisi itu hebat. Tugasnya mulia dan banyak memberikan manfaat…..
Dulu….waktu bude mau menyeberang jalan sendirian….
lalu….
…..

Entah kenapa kemudian hati saya jadi lebih lapang dan optimis bicara soal polisi.